Kenali Lima Gejala Stres Tersembunyi

Stres merangsang hormon kortisol yang memiliki efek merusak tubuh.

End_$- Terjebak kemacetan, tekanan kerja di kantor, hingga masalah dalam rumah tangga begitu mudah memancing stres. Tak hanya memicu kelelahan mental, stres berkepanjangan menjadi biang keladi masalah estetika dan kesehatan.

Sejumlah studi membuktikan bahwa reaksi psikologis dan fisiologis atas perubahan situasi yang tidak dapat diterima ini akan merangsang pelepasan hormon kortisol yang memiliki efek merusak tubuh.

"Stres dapat menyebabkan perubahan hormonal, masalah kekebalan tubuh, atau perubahan otot yang terjadi diam-diam," kata Bruce Rabin, MD, PhD, direktur medis University of Pittsburgh Medical Center Healthy Lifestyle Program.

Selain berupaya menghindari faktor pemicu, jangan abaikan sejumlah gejala sepele yang mungkin muncul akibat stes, seperti dilansir prevention.com.

1. Sakit Kepala
Jika Anda sering merasa sakit kepala sebelah atau migrain, ini bisa jadi merupakan gejala awal stres. Sakit kepala ini terjadi karena tubuh mengalami penurunan hormon. Untuk menghindarinya, biasakan menerapkan pola hidup sehat.

2. Kram Perut
Sebuah penelitian di Harvard menunjukkan bahwa wanita cenderung berisiko mengalami kram atau tegang di bagian perutnya dua kali lipat dibandingkan pria. Ini terjadi akibat ketidakseimbangan hormon. Selain belajar mengendalikan panik, Anda dapat mengurangi keluhan ini dengan olahraga.

3. Mimpi Buruk
Pernahkah Anda mengalami mimpi buruk yang terjadi beberapa kali dalam rentang waktu berdekatan? Ini bisa jadi Anda sedang mengalami tekanan atau stres yang tak Anda sadari.

Rosalind Cartwright, PhD, seorang psikolog di Rush University Medical Center mengatakan bahwa pikiran negatif akibat kecemasan dapat memengaruhi alam bawah sadar yang membawa Anda merasakan mimpi buruk.

4. Timbul Jerawat
Saat stres, tubuh mengalami perubahan hormon sehingga rentan menyebabkan timbulnya jerawat. Bintik atau benjolan merah meradang yang muncul di permukaan wajah ini juga bisa muncul karena kulit kehilangan keseimbangan kelembaban.

5. Ingin Makan Manis-manis
Kondisi ini lebih banyak dialami wanita ketimbang pria. Dalam survei yang dilakukan tim University of Pennsylvania terhadap wanita pra dan post menopause menunjukkan, wanita setelah menopause memiliki kecenderungan ingin mengonsumsi makanan manis. Wanita menopause cenderung memiliki tingkat stres tinggi akibat krisis percaya diri. Pipiet Tri Noorastuti, Stella Maris

Popular posts from this blog

Prakiraan Kalender Pendidikan 2013 / 2014

7 Kondisi Tangan yang Menandakan Gejala Penyakit

Selamat Milad @fariza_47